-
...................................................

Sunday, September 23, 2007
3 Kultum yang ‘menawan’
Ada tiga kultum tarawih yang sampe saat ini masih nyangkut di kepalaku. Pertama, kultum atau lebih tepatnya sambutannya pak lurah, kedua kultum ustad (lupa namanya) dan ustad (lupa lagi) yang tadi malem jadi imam tarawih, keduanya lulusan Misro. Ketiganya begitu sangat menakjubkan, indikasinya, banyak orang yang manggut-manggut tuch!! He..he..he..

Sambutan pak lurah sebenernya biasa saja, awalnya, tapi akhirnya membuat banyak jama’ah manggut-manggut. Pak lurah merekomendasikan pada jama’ahnya untuk membeli sebuah kaset yang menurutnya sangat menarik dan mencerahkan pikiran. Kaset itu berisi sebuah debat tentang alam semesta antara seorang syekh dan seorang misionaris. Pak lurah bilang bahwa sesudah kita melihat dan mendengarkan kaset tersebut, dijamin keimanan kita pasti akan semakin mantap. Kaset tersebut, masih menurutnya, menunjukkan bahwa agama Islamlah yang paling benar.

Kultum kedua dari seorang ustadz muda. Ia mencoba meluruskan pemahaman yang keliru di masyarakat ttg sebuah hadis yang mengatakan ‘di bulan puasa, setan2 dibelenggu’. Menurutnya, hadis ini akan kontraproduktif jika dipahami begitu adanya. Maksud setan dibelenggu adalah karena kita dengan serius dan sungguh2 menjalani ibadan di bulan Ramadhan sehingga tidak memberi kesempatan kepada setan untuk merayu kita berbuat hal yang buruk. Kalo emang setan dibelenggu, kok masih banyak orang yang berbuat kejahatan?

Kultum terakhir adalah kultum dari ustadz yang berumur sekitar 40 tahunan. Poin kultumnya adalah bahwa shalat diwajibkan bagi semua orang Islam. Menurutnya, semua ulama sepakat memberi label ‘infidal’ alias kafir kepada orang yang meninggalkan shalat. So, karena kafir, maka darahnya pun halal, hukuman bagi orang2 ini adalah mati atau dalam hukum positif kita saat ini adalah dipenjara. Sang ustadz mengandaikan jika hukum penjara diberlakukan bagi orang2 yang meninggalkan shalat, maka berapa luas penjara yang dibutuhkan? Sang ustadz juga berandai2 jika Syariat Islam diterapkan di Indonesia, pasti semua muslim akan menjalankan shalat.

Seorang teman juga pernah bercerita bahwa ia benar2 kaget ketika suatu kali mengikuti shalat Jum’at di sebuah masjid di sebuah ‘kampung’ di Jakarta. Dalam ceramahnya, sang khatib nampak mengobarkan semangat anti pendatang yang menurutnya membuat Jakarta penuh dengan maksiat dan bencana. Ia memberi contoh siapa-siapa yang berkontribusi atas negative impacts ini: Inul, maria eva, dll.

Menyimak kultum atau ceramah2 di masjid2 kampung atau daerah2 pinggiran emang selalu menarik. Kita bisa memahami bagaimana doktrin agama ditransformasikan oleh seorang agamawan kepada umatnya SECARA LANGSUNG! Yah, beginilah agama kemudian dipahami oleh umat2nya.

Manakah content kultum yang menurut blogger mania paling ‘menawan’???

with love, yunes : 6:37 PM

0comment

Post a Comment



Hore…Pak Lurah Tarawih di Masjidku!!
Tarawih kali ini sangat berbeda dengan tarawih2 sebelumnya, ya di kampung, di Jogja, palagi di Taraz dulu. Kalo di Taraz, jama’ah selalu penuh ampe waktu mudik baru terlihat lengang. Di kampung, satu minggu puasa, nuansa fastabiqul khairatnya di masjid pas malam hari kerasaaa banget, ya tarawihlah, tadaruslah, palagi beduk yang bertalu-talu abis tarawih…jadi inget masa kecil dulu! Kalo di kos, awal2 ramadan rajin banget tarawih di Masjid, pas hampir mendekati waktu mudik, energi kayaknya dah mulai kendor. Jadi dech, kamar salah satu temen kos jadi mushalla dadakan, tarawih sambil sesekali ngabisin kolak, guyon dan rebutan gak mau jadi imam, duh..jadi kangen!!

Sekarang nich, nuansanya beda banget. Pertama, kualitas vs kuantitas, alias meski raka’atnya lebih dikit, tapi lamanya ngalahin ma rakaat yang banyak itu. Temenku tarawih disini bilang, “kita mengutamakan kualitas, bukan kuantitas”, he..he..he..Perlu bukti? Di Masjid Azzawiyah, pas disamping kosku ini (ohya, dalam sejarah perkos-kosan, tarawihku kali inilah yang gak pernah bolong ke masjid. Ya iyalah, Cuma sepuluh langkah ampe masjid gitcu loh…), hampir 80 persen imam yang sekaligus bertugas kultum (nggak tujuh menit kalee…)itu adalah lulusan Mesir. Tuch kan…impor bo!! Tiap raka’atnya, bacaan surahnya ayat2 yang puaannnjaaang2, surat2 di juz 30 hanya dibaca pas rakaat paling akhir alias di raka’at ketiga witir. Tajwidnya juga nyaris tanpa cacat. Kultumnya pun penuh dengan sitiran2 ayat2 alQur’an dan Hadis. Poko’e almost perfect lah!!!

Tiga hari yang lalu, masjidku kali ini dapat giliran road shownya bapak Lurah. Sehari sebelumnya, pak kos alias pak Haji dah woro-woro kalo tarawih besok pak lurah beserta perangkatnya juga bu lurah tentu bakal tarawih di masjid sini. So, diharapkan jama’ah yang dah dating kali ini besok juga datang, yang belum datang ajaklah serta. Bener-bener dech, pas hari ketika pak lurah datang, jama’ah yang datang tidak seperti biasanya. Dihari2 sebelumnya, paling yang ikut shalat cuma satu shaf laki-laki dan satu shaf perempuan. Nah, saat ada pak lurah jama’ah bertambah satu shaf, baik cewek maupun cowoknya. Bener2 dech pak Lurah ini, mampu menarik orang buat pergi ke masjid. Coba kalo pak lurah tiap hari aja shalat tarawih disini. Pasti bakal semeriah ini….eh, bener gak ya???

Tapi, jangan pernah kira lurah di wilayah segitiga emasnya Jakarta ini kayak lurah2 di kampung2 kita. Lurah disini, mungkin selevel camat dikampung kali ya…gimana nggak, sambutan untuk lurah yang mo datang ke masjid aja semeriah ini. Mobilnya dijaga, yang pasti uenak adalah snacknya…gak sering2 kalee dapet snack di masjid gini. Beda ma masjid dikampung, yang tiap abis tarawih pasti ada ‘nyami’an’nya alias snack yang dibagi sesuai jadwal giliran.

Untuk menyambut pak lurah ini, imamnya juga special. Biasanya Cuma ustadz2 muda atau lebih dari muda sedikit, saat itu imamnya khusus KH alias Kiai Hajji gitu, of course lah lulusan Misro. Diakhir acara, pak lurah kasih kenang2an buat masjid kita ini. Gak tahu sich isinya. Tapi kedatangan pak lurah itulah sebenarnya hadiah terindah buatku. Ya iyalah, jadi tahu kan gimana antusiasnya orang2 berjama’ah KARENA ADA PAK LURAH???!!!

with love, yunes : 6:35 PM

0comment

Post a Comment



Wednesday, September 12, 2007
Museum Batavia: Warisan Sejarah di Pinggiran Jakarta

Museum Fatahillah giliran jadwal exploring Jakartaku kali ini. Bedanya, schedule ini bukan termasuk jadwal weekendku, tapi program “an outing” kelas di IALF. Setelah 2 bulan lebih belajar di dalam kelas, kita dapet jatah untuk belajar di luar kelas. Awalnya kita berniat untuk refreshing di Puncak, beberapa teman mengusulkan ke Kebun Raya Bogor, Tastajur, ada lagi yang pengin ‘rujak party’ di kediaman David (tutor kita) di Bogor. Begitulah, setiap kali teman2 IALF ditanya akan kemanakah outing kali ini, selalu yang tercetus: Bogor. Bukan kelasku aja, kelas sebelah, sebelah, dan sebelahnya lagi juga sama. Untuk Jakarta yang super crowded, polluted, dan hot hot hot, Bogor nampaknya menjadi hunian atau sekedar the leisure place yang ideal bagi orang2 yang stay maupun live di Jakarta.

Bersebelas, kami memutuskan untuk pergi ke Museum yang terletak di Kota by Busway. Disamping karena pada jam2 sibuk jalanan di Jakarta pasti super macet, juga karena beberapa temen pengin menambah jam terbang mereka ber-busway ria (padahal mayoritas mereka tinggal di Jakarta dan Bogor. Jadi dech, new comer aku dan mbak midi yang asal Palembang jadi guide rute busway kali ini. Beberapa tujuan yang tidak satu jalur memang cukup membingungkan bagi orang2 yang jarang pake busway, coz harus transfer lah, mana beberapa jembatan penyeberangannya puaanjjjaaaang2 lagi. Belum lagi orang2 ngantri naik yang tumplek blek!!capek dech!! Ditambah lagi kalo gak dapet tempat duduk dan harus berdiri, berdesak2an pula. Untung busnya berAC).

Setelah sekitar satu jam berbusway, sampailah kita di tujuan akhir busway di Halte Kota. Dari Halte, kita harus jalan lagi sekitar 20 menit menuju museum, ditengah Jakarta siang yang lagi panas2nya!! Hingga kita sampai di samping Museum. Karena belum yakin, kami bertanya pada pedagang kaki lima dimanakah letak Museum. Si Bapak bilang, ya gedung ini. Sedikit kami heran, karena bayangan kami tentang gedung peninggalan Belanda yang tua emang bener-bener tua, alias lapuk bener. Mungkin untuk menjaga keasliannya kali ya….he..he..he..


Dengan retribusi yang sangat murah (dewasa Rp 2000, mahasiswa 1000, dan pelajar/anak2 600) kita bisa melihat2 isi bangunan sembari membayangkan bagaimana menir2 menjalani kehidupan dalam gedung ini. Mengekplore gedung tua ini berikut isinya tanpa guide rasanya tidak akan mendapat informasi yang banyak seperti yang kita harapkan. Karena hampir sebagian benda2 antik dan tuanya tidak diberi keterangan/penjelasan. Meskipun ada, tapi hanyalah informasi pendek menerangkan nama benda saja. Dengan membayar biaya tambahan 20 ribu untuk guide berbahasa Indonesia, dan 50 ribu untuk berbahasa Inggris, lengkaplah tour of museum kita.

Museum Fatahillah yang juga dikenal sebagai Museum Sejarah Jakarta atau Museum Batavia terletak di Jl. Taman Fatahillah No. 2 Jakarta Barat. Gedung yang dulunya merupakan ‘Stadhuis’ atau Balai Kota ini dibangun antara tahun 1707-1710 dan menyerupai Istana Dam di Amsterdam. Di dalamnya banyak peninggalan2 yang unik dan memang benar2 tua. Meriam si Jagur yang legendaries (dah pada tahu bentuknya kan?), penjara laki2 dan perempuan bawah tanah, kursi, lemari, lukisan, ranjang, ayunan bayi kayu yang super antik, dan masih banyak lagi.

Sekitar 1,5 jam kami habiskan waktu di Museum Fatahillah. Lalu kami lanjutkan dengan lunch di salah satu restoran di dalam Stasiun Kota yang juga berbangunan tua. Hm…setelah lumayan capek dan kenyang, kami akhirnya kembali lagi ke Kuningan, lagi2 dengan busway yang disambung taxi. Eit, belum berhenti ampe disini. The outing kita kali ini sekaligus menjadi tugas mini research kita. So, dah dulu ya…dah harus langsung ditulis nich!! Cerita lengkapnya kalo mini researchnya dah jadi aja ya…, he…he…he…

with love, yunes : 1:43 AM

0comment

Post a Comment



Pantai Marina Ancol, Tak Seindah Parangtritis (Alah!!)

Dua weekend terakhir bener2 hidup!! Beberapa temen datang, dan jadilah acara kesepian di akhir minggu tidak terjadi (lagi!!). Minggu, dua minggu lalu, aku pergi ke Ancol. Lagi-lagi karena untuk menggugurkan kewajiban ‘pernah ke Ancol’ gitcu loh…he..he..he…kebetulan juga pas ada temen dari Jogja yang emang pengin banget ke Ancol. Si Eva, temenku di CRCS yang lagi ada acara presentasi penelitiannya di Hotel Grand Cempaka, acaranya Depag. Jadi dech kita bertiga, ditambah mbak Ida temen kursusku, berbusway ria ke Ancol.

Berlibur ke Ancol emang kudu siap lahir batin. Kalo naik mobil bakal macet abis dijalan sepanjang Senen-Ancol, sedangkan naik busway harus rela berdiri plus transit yang berkali-kali itu. Belum lagi dari halte busway Ancol masuk ke dalam kawasan Ancolnya, lagi2 harus butuh kaki yang tidak saja kuat, tapi juga tahan pegel, he…Ditambah lagi, hotnya jakarte itu loh…wuih!!!


Membayangkan Ancol yang bakal nice abis, ternyata nggak bener seratus persen. Karena hanya ada 3 hal di Ancol: resor mewah+kapal2nya (yang bukan buat kita banget!), pantai marina yang penuh pengunjung, dan dufan yang disukai anak2. Karena pilihan pertama sangat tidak mungkin, dan pilihan ketiga kurang menarik (bertegang2 ria dan menjerit histeris di tengah panas yang terik, plus tiket yang gak bisa dibilang murah @85 ribu) membuat kita mau gak mau memilih pilihan yang kedua. Berjalan2 ditepi pantai sembari lihat2 anak2 kecil dan bapaknya yang berenang ditepi pantai yang berwarna kecoklatan.

Nggak ada pilihan lain, kita akhirnya memilih untuk beristirahat di salah satu kafe ditepi pantai. Meski sedikit mahal, tapi it’s ok, karena yang kita butuh adalah duduk, duduk dan duduk, juga menyeruput es teller yang super seger. Yah, begitulah Ancol…masih kalah dech ma Paris van Jogja itu…Tapi, tetep lebih baik bisa menggugurkan kewajiban ‘pernah ke Ancol’ kan…he..he..he…

with love, yunes : 1:11 AM

1comment

yg aku inget sih marina tuh kottttor bgt,hu3

dari: Blogger semuasayanganna;--- September 18, 2007 at 10:45 PM

Post a Comment



Wednesday, September 5, 2007
Kopdaran with Caca's Mom & Abaeh!!
Awalnya kita sepakat mo kopdaran di Ragunan Minggu pagi, tapi tiba2 Yu Tutik call me menawarkan tuk kopdaran Rabu sore aja. Awalnya aku pikir bakal ketemuan di somewhere yang butuh perjalanan dengan berganti2 busway, coz iya perginya berani banget, tapi jangan tanya pulangnya..pasti bakal gigit jari aku!! he..he..he.. Bukan apa2, hanya karena aku belum familiar aja ma Jakarta di waktu malam. Beberapa kali pernah sich pulang malem, pas abis ada undangan dinner di rumah Dubes Aussie di Menteng, spending weekend di Monas bareng bojo and his friend, dan beberapa kali dengan belek. Kalo ada temennya ok lah.. Tapi sebenarnya gak harus takut amat, coz YU Tik pasti bakal bertanggungjawab ma keselamatanku!! he..he..he..

It's nice, karena akhirnya kita ketemmuan di di salah satu cafe di Setiabudi One, pas didepan Wisma Budi, tempat aku belajar. So, abis kelas jam 3 aku langsung kabur ke seberang jalan. Ternnyata Yu Tik dah menunggu beberapa menit (mungkin..). Melihat Yu Tik setelah beberapa tahun membuat gimana gitcu. Lah gimana nggak, mbok ya meminjam istilah Yu Is, 'sehat' untuk tidak mengatakan ndut, dikit gitcu loh...kayak aku opo NIco..(wataw, sebenere pengiiin juga kan??he..he..he..). Selidik punya selidik, Yu Tik emang dah berusaha sejak lama untuk sekedar menaikkan beberapa kilo saja berat badannya, moreover, sekarang dia lagi pregnant gitcu loh..Tapi, mungkin dah bawaan lahir kayaknya tuch Yu Tik, gak bisa gemuk2.. (jadi inget waktu di Pare dulu, Yu Tik sempet mengkonsumsi jamu biar 'sehat' dari pamannya. Eh, bukannya tambah 'sehat' malah tiduuurrr mulu ampe gak kursus, ha..ha..ha..)

Bertiga kami berbincang banyak hal. Mulai dari pengalaman hidup mereka di Aussie, ampe gosip terbaru (beberapa bulan lalu sich..) yang melibatkan 'affair' salah satu 'trainer jurnalistik alfath dan trainer tamunya', sapa tuch??!!! But, it's ok, semua kita bahas seilmiah mungkin (alah!!!) meskipun juga penuh intrik dan tentu saja gosip!! he..he..he..Sayang, gak bawa jepretan, so..para hadirin gak bisa lihat dunk gimana uuiiinnnndaaahhhnya kopdaran kita kali ini....!!!
Dimana jadwal kopdaran selanjutnya????!!!!

with love, yunes : 9:28 PM

1comment

hm...ternyata biarpun sama ibu nyai ya, pi teteup, gosip..gosip! hehe... btw, itu bukan aku kan? apa! ra sopaaan! pletak!

dari: Blogger isma;--- September 13, 2007 at 12:28 AM

Post a Comment













About Us

YI'm Yuyun Sunesti
YZainal Anwar's wife
YHome: Sleman Jogja

Previous Posts
Archives
Chit-Chat



Links
Supported By