-
...................................................

Sunday, February 24, 2008
Melihat Jakarta dari ‘dapur’
Ini pelajaran kesekian untukku…Dulu, duluuuuu sekali…aku membayangkan betapa megahnya Jakarta (maklum orang kampung), nyatanya memang benar semegah dalam bayangan bocah kecil kampung sepertiku waktu itu. Tapi selanjutnya, aku membuat perhitungan sederhana yang kukarang-karang sendiri. Mungkin sekitar 38%nya bener, dan selebihnya jauh panggang dari kompor…

Buktinya, jangan pernah hanya menilai Jakarta jika kau bermobil dan lewat di jalan2 utamanya saja…cobalah untuk sedikit melangkah kebelakang gedung2 menjulang tinggi itu…itulah prosentasi terbesar realitas Jakarta. Pernahkah kau melihat gedung megah berlantai 33 Menara Imperium di Jl. Rasuna Said? Tengoklah di samping belakangnya, hidup ratusan orang dalam rumah petak dan pemukiman2 kumuh, beberapa rumah yang tersisa dari penggusuran. Di belakang Setiabudi 21 (bioskop yang pernah dibuat nonton RI-2) berderet rumah2 berdempet2an, kampung karbela kosku selama ini. Awal aku di Jkt, seorang temen pernah menasehatiku untuk tidak kos di wilayah ini, karena kalo terjadi kebakaran bakal terjebak dan sulit menyelamatkan diri…tapi whateverlah, untuk kocek yang kupunya, wilayah ini cukup terjangkau (eit terjangkaunya jangan bandingkan dengan jogja lah yaw…untuk kamar biasa seperti punyaku aja, sebulannya dihargai 600 rb, bisa buat setengah tahun tuch kalo di Jogja, he..he..he..)

Potret Jakarta yang ‘sebenarnya’ berulangkali aku temukan ketika tak sengaja aku coba merambah beberapa sudut Jkt. Sehabis dari seorang teman di Johar Baru, aku pulang naik angkot yang melewati daerah yang sepanjangnya sungguh2 membuat hatiku miris. Sepanjang perjalanan berderet-derete rumah kumuh, anak2 yang riang mandi di sungai penuh sampah, dan anak2 yang berteriak2 memaki2 dengan kata2 kotor. Sesak dadaku waktu itu….

Naiklah sekali-kali kereta dari Jakarta-Jogja atau manapun melalui stasiun Gambir…di sepanjang rel, akan benar2 kita temukan betapa banyak orang dikuatkan dari hujan dan panas hanya dalam rumah2 kardus atau terpal yang kutaksir umumnya hanya berukuran 2x2 m. Terakhir adalah dua hari kemarin ketika aku jalan ke TMII demi menjawab tantangan seorang temen “masa’ dah di Jkt belum ke TMII!!!”. Perjalanan hampir 2 jam by busway hingga Kampung Rambutan kembali membuka mataku tentang sisi lain Jkt yang dianggap banyak orang kota paling berperadaban di Indonesia….

Betapa banyak orang berharap kuasa Jakarta atas takdir hidup mereka…
Yah, setidaknya hanya ada dua pilihan…mimpi yang menjadi nyata, atau terus saja bermimpi…hiks!!!

with love, yunes : 5:37 PM

0comment

Post a Comment



Jangan Berekspektasi terlalu tinggi…

Salahku adalah, dari awal aku selalu berekspektasi terlalu tinggi, dan ketika tidak sesuai yang diharapkan…sedikit kecewa tentunya…
Bukan sesuatu yang serius sich, hanya bayangan akan menghabiskan weekend dengan indah setelah lima hari otak terkuras habis hanya untuk memenuhi sebuah mimpiku dari dulu…Makanya, berharap weekend yang indah tidaklah terlalu muluk bukan?

Dulu, ketika akhirnya aku sampai juga di Ancol, hasilnya aku hanya bersungut2. Lagi2 karena aku sudah membangun bayangan tentang Ancol yang indah seperti banyak di iklankan di TV itu (dasar, kena santap iklan tiap hari sich..), dan ternyata harapan dan bayangan tidak seusai dengan kenyataan…
Eit, aku tidak bilang bahwa Ancol sama sekali tidak menarik, tapi semuanya karena seratus persen salahku yang terlalu berekspektasi terlalu tinggi itu….


Lagi2, untuk kedua kalinya aku juga jadi korban ekspektasiku yang keterlaluan tingginya…kali ini ttg TMII (tinggal sebulan di Jkt, dan minggu kemarin adalah minggu yang pas buat explore jkt, sebelum sebulan besok harus menekur diatas kertas2 practice test). TMII sebenernya bukan main indahnya, dua jempol untuk ide bu Tin yang mencoba mereplika semua hal ttg kultur Indonesia dalam TMII ini. Namun, lagi2 bukan salah TMII-nya, lagi2 karena aku yang terlalu membangun imaji ttg TMII yang akan merasa benar2 di Toraja ketika di anjungan Toraja atau benar2 di Jambi ketika di anjungan Jambi. Bener2 dech…

So, janganlah berekspektasi terlalu tinggi dulu ttg sesuatu hal…bisa2 jadi korban kayak aku…he..he..he…

with love, yunes : 5:35 PM

1comment

Rasain loe...!

dari: Blogger van Mayangan;--- March 3, 2008 at 6:37 AM

Post a Comment



Setumpuk paper
Nggak terasa, tinggal sebulan waktu yang tersisa di Jakarta. Selama ini rasanya cukup untuk mengenal Jakarta, sedikit mencintai akhirnya. Nggak sepenuhnya memang, tapi cukup banyak daripada beberapa bulan yang lalu…

Sudah lama juga nggak bagi kabar ke bloggers nich. Hampir 2 bulan, antara emang alasan klasik muallleeesssnya kambuh, juga sebulan ini full academic paper. Ditambah teacher yang super killer. Setelah kelas 1 di SMP dulu, baru kali ini nemuin lagi teacher yang killernya minta ampyun. Wis talah, poko’e jadi ngerasa kayak di SMP dulu…he..he..he…

Banyak banget sebenernya hal-hal menarik yang pengin aku bagi selama vakum ngeblog kemaren. Nyesel juga sich kenapa nggak ditulis dari dulu-dulu, sekarang mo diceritain jadi kelihatan basinya. Tapi yang paling membahagiakan adalah kabar dari temen kecilku, si Belek yang taon depan bakal nyusul aku ke OZ, thank’s God! Dari mulai SMP-SMA-Kuliah S1-ampe S2 juga bareng terus. Tinggal satu lagi, moga kita juga dipertemukan dalam keluarga besar Kudus ya…he..he..he…(progresnya nich yang masih sayup2..)

Eh, aku juga salah satu yang akhirnya terkena euforia ‘laskar pelangi’nya Andrea Hirata (hiks..hiks..telat banget sich!!) setelah sebelumnya secara nggak sengaja baca beberapa bab di buku pertamanya via net. Tiga hari diJogja kemaren, satu2nya yang pengin aku lakukan adalah pergi ke Book Fair di Wanitatama dan memborong tetraloginya si Ikal itu. (Thanks Ikal, setelah menamatkanmu aku merasa bahwa aku adalah salah satu orang yang bermimpi itu…dan smoga bisa menggapainya, dan sepertimu…aku akan terus bermimpi…sampai Tuhan memeluk mimpi-mimpiku …)hiks!!!

with love, yunes : 5:28 PM

0comment

Post a Comment













About Us

YI'm Yuyun Sunesti
YZainal Anwar's wife
YHome: Sleman Jogja

Previous Posts
Archives
Chit-Chat



Links
Supported By