-
...................................................

Wednesday, September 12, 2007
Museum Batavia: Warisan Sejarah di Pinggiran Jakarta

Museum Fatahillah giliran jadwal exploring Jakartaku kali ini. Bedanya, schedule ini bukan termasuk jadwal weekendku, tapi program “an outing” kelas di IALF. Setelah 2 bulan lebih belajar di dalam kelas, kita dapet jatah untuk belajar di luar kelas. Awalnya kita berniat untuk refreshing di Puncak, beberapa teman mengusulkan ke Kebun Raya Bogor, Tastajur, ada lagi yang pengin ‘rujak party’ di kediaman David (tutor kita) di Bogor. Begitulah, setiap kali teman2 IALF ditanya akan kemanakah outing kali ini, selalu yang tercetus: Bogor. Bukan kelasku aja, kelas sebelah, sebelah, dan sebelahnya lagi juga sama. Untuk Jakarta yang super crowded, polluted, dan hot hot hot, Bogor nampaknya menjadi hunian atau sekedar the leisure place yang ideal bagi orang2 yang stay maupun live di Jakarta.

Bersebelas, kami memutuskan untuk pergi ke Museum yang terletak di Kota by Busway. Disamping karena pada jam2 sibuk jalanan di Jakarta pasti super macet, juga karena beberapa temen pengin menambah jam terbang mereka ber-busway ria (padahal mayoritas mereka tinggal di Jakarta dan Bogor. Jadi dech, new comer aku dan mbak midi yang asal Palembang jadi guide rute busway kali ini. Beberapa tujuan yang tidak satu jalur memang cukup membingungkan bagi orang2 yang jarang pake busway, coz harus transfer lah, mana beberapa jembatan penyeberangannya puaanjjjaaaang2 lagi. Belum lagi orang2 ngantri naik yang tumplek blek!!capek dech!! Ditambah lagi kalo gak dapet tempat duduk dan harus berdiri, berdesak2an pula. Untung busnya berAC).

Setelah sekitar satu jam berbusway, sampailah kita di tujuan akhir busway di Halte Kota. Dari Halte, kita harus jalan lagi sekitar 20 menit menuju museum, ditengah Jakarta siang yang lagi panas2nya!! Hingga kita sampai di samping Museum. Karena belum yakin, kami bertanya pada pedagang kaki lima dimanakah letak Museum. Si Bapak bilang, ya gedung ini. Sedikit kami heran, karena bayangan kami tentang gedung peninggalan Belanda yang tua emang bener-bener tua, alias lapuk bener. Mungkin untuk menjaga keasliannya kali ya….he..he..he..


Dengan retribusi yang sangat murah (dewasa Rp 2000, mahasiswa 1000, dan pelajar/anak2 600) kita bisa melihat2 isi bangunan sembari membayangkan bagaimana menir2 menjalani kehidupan dalam gedung ini. Mengekplore gedung tua ini berikut isinya tanpa guide rasanya tidak akan mendapat informasi yang banyak seperti yang kita harapkan. Karena hampir sebagian benda2 antik dan tuanya tidak diberi keterangan/penjelasan. Meskipun ada, tapi hanyalah informasi pendek menerangkan nama benda saja. Dengan membayar biaya tambahan 20 ribu untuk guide berbahasa Indonesia, dan 50 ribu untuk berbahasa Inggris, lengkaplah tour of museum kita.

Museum Fatahillah yang juga dikenal sebagai Museum Sejarah Jakarta atau Museum Batavia terletak di Jl. Taman Fatahillah No. 2 Jakarta Barat. Gedung yang dulunya merupakan ‘Stadhuis’ atau Balai Kota ini dibangun antara tahun 1707-1710 dan menyerupai Istana Dam di Amsterdam. Di dalamnya banyak peninggalan2 yang unik dan memang benar2 tua. Meriam si Jagur yang legendaries (dah pada tahu bentuknya kan?), penjara laki2 dan perempuan bawah tanah, kursi, lemari, lukisan, ranjang, ayunan bayi kayu yang super antik, dan masih banyak lagi.

Sekitar 1,5 jam kami habiskan waktu di Museum Fatahillah. Lalu kami lanjutkan dengan lunch di salah satu restoran di dalam Stasiun Kota yang juga berbangunan tua. Hm…setelah lumayan capek dan kenyang, kami akhirnya kembali lagi ke Kuningan, lagi2 dengan busway yang disambung taxi. Eit, belum berhenti ampe disini. The outing kita kali ini sekaligus menjadi tugas mini research kita. So, dah dulu ya…dah harus langsung ditulis nich!! Cerita lengkapnya kalo mini researchnya dah jadi aja ya…, he…he…he…

with love, yunes : 1:43 AM

0comment

Post a Comment













About Us

YI'm Yuyun Sunesti
YZainal Anwar's wife
YHome: Sleman Jogja

Previous Posts
Archives
Chit-Chat



Links
Supported By